Waktu bergerak dan terus berputar. Malam berganti dan siang kembali menjelang. Begitu seterusnya, hingga fasa alam dunia ini berakhir. Tentu, tidak ada yang bisa menahan gerak sunatulah-Nya ini. "Sungguh dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang, terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang berilmu." (Surah Ali Imran [3]: 190).
Tiap kali terjadi pergantian dari malam ke siang atau sebaliknya, maka bagi mereka yang beriman kepada Allah, pasti akan menyambutnya dengan panggilan solat. Saat peralihan dari malam ke siang bukankah kita disambut dengan solat Subuh. Saat peralihan dari siang ke malam kita disambut dengan solat Zuhur, Asar, Maghrib, dan Isyak. Bahkan, pada tengah malam saat penghuni bumi terlelap dalam tidurnya, mereka para perindu-Nya berdiri menegakkan solat, rukuk, dan sujud ke hadrat Allah Rabbul 'Izzah.
Orang yang beriman pasti merindukan suara azan yang bersahutan dari berbagai masjid dan mushala. Kerana, tidak ada alunan suara yang berhenti memenuhi ruang semesta di negeri ini selain azan. Selama 24 jam, azan akan terus berkumandang bahkan menjelajah ke seluruh seantero bumi ini. Dari Papua hingga Aceh, terus berlanjutan hingga berbagai negara dan benua. Belum selesai kumandang azan Zuhur di Amerika, Azan Subuh sudah kembali menyapa Papua. Tanpa kita sedari, para muazin di seluruh dunia ini, tak henti-henti bersahutan mengumandangkan azan.
Suara azan Zuhur seolah meredam teriknya sinar sang suria. Suara azan Asar bercampur dengan sinar mentari yang menghangat dan tiupan angin yang sepoi. Suara azan Maghrib yang lantang, mengajak melepas penatnya hari. Suara azan Isyak, membawa kehangatan ketika malam mulai beranjak sejuk. Sementara suara azan Subuh memecah keheningan dan membangunkan kesedaran.
Semua panggilan azan ini bertujuan mengingatkan penghuni bumi yang beriman kepada Allah untuk tegak dengan solatnya. Mengingat Allah sebanyak-banyaknya dan mengajak manusia untuk tidak terlelap dan lupa pada kesibukan dan keasyikan dunia. Menyeru manusia untuk tidak tersesat dalam kegelapan dunia dan kepengepan akhirat.
Perhatikanlah lafaz-lafaz azan yang sering kita kumandangkan itu. Betapa tingginya kekuatan azan dan betapa indah kata-katanya. Kata-kata itu dengan seluruh kekuatannya terus-menerus mengingatkan kita akan palsunya segala tuntutan keduniawian. Di bumi dan di langit hanya ada satu Tuhan yang layak disembah dan diikuti ajaran-Nya.
Ketahuilah, azan bukan semata panggilan muazin, tetapi panggilan Allah kepada hamba-hamba pilihan-Nya. Cuba semak semula lafaz azan. Ternyata yang dipanggil "Hayya 'alash shalah" adalah yang bersyahadat. Ertinya, mereka yang telah bersaksi bahawa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, tidak ada ajaran yang dapat membahagiakan kecuali ajaran yang dibawa utusan-Nya, Nabi Muhammad SAW. Mereka yang tidak bersyahadat tidak dipanggil.
Sementara panggilan itu dalam rangka "al-falaah," meraih kejayaan dunia akhirat. Inilah yang membuat orang-orang yang beriman selalu bahagia mendengar dan memenuhi panggilan setiap kumandang azan.